Cari Blog Ini

Kamis, 31 Maret 2011

Mempersiapkan Kesuburan Pada Pasien Kanker

Mempersiapkan Kesuburan Pada Pasien Kanker

Posted by ramadoni On July - 10 - 2010
Beberapa penanganan dan pengobatan pada pasien kanker dilakukan untuk memperpanjang atau mempertahankan kelangsungan hidup mereka. Perawatan mulai dari operasi, radiasi, hingga kemoterapi. Tapi tidak disangkal pula bahwa ada beberapa efek dari perawatan tersebut, salah satunya adalah berpengaruh pada kesuburan atau organ reproduksi pada wanita. Dengan terganggunya masalah kesuburan tersebut maka akan membuat semakin kecil kemungkinan seorang wanita untuk memiliki anak dimasa mendatang.
Tapi dengan semakin berkembangnya teknologi kesehatan sekarang ini, menderita kanker bukan berarti akhir dari segalanya, anda masih memiliki kesempatan untuk memiliki anak. Saat ini dikenal teknologi kriopreservasi yaitu penyimpanan sel sel hidup dalam jangka waktu pendek maupun panjang yang mana bisa dilakukan baik pada sel telur, sel sperma, embrio, ataupun jaringan testis.
Ketahui seperti apakah pilihan menjaga dan mempertahankan kesuburan pada penderita kanker lebih lanjut dengan menghadiri seminar online FlyFreeForHealth bersama Pregnancy&me, yang menghadirkan Dr Kelly Loi, seorang Konsultan pada Departemen Kedokteran Reproduksi di KK Women’s and Children’s Hospital, Singapura. Baru-baru ini, ia dianugerahi Fellowship HMDP di Ovarian Tissue Cryopreservation (2007-2008) di Brussels, Belgia.
Topik : Mempersiapkan Kesubaran Pada Pasien Kanker (Fertility Preservation in Cancer Patients) Hari / Tanggal : Selasa, 13 Juli 2010 Waktu : 12.00 WIB
Sangat mudah untuk mengikuti webinar/seminar online ini. Siapkan perangkat komputer/laptop, koneksi internet, headset atau speaker, maka kamu dapat melihat presentasi si dokter dan mendengarkan seminarnya secara langsung. Pada akhir presentasi, kamu juga dapat mengetik pertanyaan yang nantinya akan dijawab langsung oleh Dr Kelly Loi. Semua gratis! Daftar sekarang melalui SMS. Ketik <alamat email kamu><spasi>PM39SG10 ke +65 98473224 untuk mendapatkan undangan menghadiri webinar ini yang akan dikirimkan ke email kamu. Untuk info lebih lanjut kunjungi www.flyfreeforhealth.com atau email ke info@flyfreeforhealth.com

askep glomerulonefritis

GLOMERULONEFRITIS AKUT

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN
GANGGUAN SISTEM PERKEMIHAN
(GLOMERULONEFRITIS AKUT)

A. PENGERTIAN
GNA adalah reaksi imunologi pada ginjal terhadap bakteri atau virus tertentu. Yang sering terjadi ialah akibat infeksi kuman streptococcus, sering ditemukan pada usia 3-7 tahun.

(Kapita Selecta, 2000)

B. ETIOLOGI
 Streptococcus beta hemoliticus group A.
 Keracunan (timah hitam, tridion)
 Penyakit sipilis
 Trombosis vena renalis
 Penyakit kolagen

(Kapita Selecta, 2000)


C. MANIFESTASI KLINIK
1. Hematuria
2. Oliguria
3. Edema ringan sekitar mata atau seluruh tubuh
4. Gangguan gastrointestinal
5. Sakit kepala, merasa lemah
6. Nyeri pinggang menjalar sampai ke abdomen

D. PENATALAKSANAAN
1. Istirahat selama 1-2 minggu
2. Modifikasi diet.
3. Pembatasan cairan dan natrium
4. pembatasan protein bila BUN meningkat.
5. Antibiotika.
6. Anti hipertensi
7. Pemberian diuretik furosemid intravena (1 mg/kgBB/kali)
8. Bila anuria berlangsung lama (5-7hari) dianjurkan dialisa peritoneal atau hemodialisa.

E. PENGKAJIAN
1. Riwayat kesehatan umum, meliputi Gg/peny. yang lalu, berhubungan dengan peny. sekarang. Contoh: ISPA
2. Riwayat kesehatan sekarang,Meliputi; keluhan/gg. yang berhubungan dgn. Peny. saat ini. Seperti; mendadak, nyeri abdomen,Pinggang, edema.

F. PENGKAJIAN FISIK
1. Aktivitas/istirahat
- Gejala: kelemahan/malaise
- Tanda: kelemahan otot, kehilangan tonus otot
2. Sirkulasi
- Tanda: hipertensi, pucat,edema
3. Eliminasi
- Gejala: perubahan pola berkemih (oliguri)
- Tanda: Perubahan warna urine (kuning pekat, merah)
4. Makanan/cairan
- Gejala: peBB (edema), anoreksia, mual,muntah
- Tanda: penurunan haluaran urine
5. Pernafasan
- Gejala: nafas pendek
- Tanda: Takipnea, dispnea, peningkatan frekwensi, kedalaman (pernafasan kusmaul)
6. Nyeri/kenyamanan
- Gejala: nyeri pinggang, sakit kepala
- Tanda: perilaku berhati-hati/distraksi, gelisah
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pada laboratorium didapatkan:
 Hb menurun
 Ureum dan serum kreatinin meningkat
 Elektrolit serum (natrium meningkat)
 Urinalisis (BJ. Urine meningkat, albumin , Eritrosit , leukosit )
 Pada rontgen:
IVP abnormalitas pada sistem penampungan (Ductus koligentes)

H. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Kelebihan volume cairan bd.produksi urine yang menurun akibat dari penurunan filtrasi ginjal.
2. perubahan nutrisi; kurang dari kebutuhan bd. Intake yang kurang.
3. Intoleransi aktivitas bd. Kelemahan fisik, bedrest.
4. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit (infeksi sekunder) bd. Perubahan metabolisme dan sirkkulasi tubuh.

I. IMPLEMENTASI
Diagnosa keperawatan 1.
 Observasi tanda vital tiap 2 jam
 Kaji status cairan, observasi intake dan output
 Jelaskan pada pasien pentingnya pembatasan cairan
 Timbang BB tiap hari pada waktu, alat dan pakaian yang sama
 Observasi hasil lab: BJ. Urine, Albumin, elektrolit, darah (kalium dan natrium)
Diagnosa keperawatan 2.
 Catat pemasukan makanan setiap kali habis makan
 Catat gejala yg timbul stlh makan, seperti: mual muntah
 Kaji pola dan kebiasaan makan pasien
 Sajikan makanan yang menarik dan selalu hangat, porsi kecil tapi sering.
 Pemberian diet tinggi kalori rendah protein, tinggi karbo hidrat rendah garam.
 Observasi hasil lab: BUN dan serum creatinin.
Diagnosa Keperawatan 3.
 Kaji aktivitas yang biasa dilakukan Pasien setiap hari
 Anjurkan pasien melakukan aktivitas sesuai dengan kemampuannya
 Bantu aktivitas yang belum dapat dilakukan sendiri oleh pasien.
 Batasi aktivitas pasien selama di rawat
Diagnosa Keperawatan 4.
 Jelaskan pd pasien tujuan dari setiap tind. yg dilakukan.
 Observasi keadaaan perkembangan kulit setiap hari.
 Kebersihan kuku.
 Miring kiri-kanan setiap 2 jam.
 Lakukan masase,olesi minyak untuk memperlancar aliran darah
 Pertahankan kondisi kulit tetap kering.
 Anjurkan pasien memakai pakaian/alat-alat tenun dari bahan katun

J. EVALUASI
 Intake dan output cairan seimbang.
 Tidak ada udema.
 Tanda-tanda vital: TD: 120/80 mmHg, RR: 20 X/m, HR: 80 X/mt, suhu: 367o C.
 Kadar elektrolit darah normal.
 Tidak ada mual, muntah.
 Pasien dapat menghabiskan porsi makanan yang dihidangkan.
 Tidak ada gatal-gatal dan lecet pada kulit.
 Tahan terhadap aktivitas tanpa ada kelelahan.

Kamis, 24 Maret 2011

Lowongan kerja perawat di Jakarta

KESEMPATAN BERKARIR
RS PREMIER JATINEGARA
Dalam rangkan memberika pelayanan yang optimal kepada pelnaggan,
RS Premier Jatinegara membutuhkan tenaga yang dinamis, memiliki
integritas tinggi dan professional untuk mengisi posisi sebagai:
  1. Dokter Umum
  2. Medical Relation Officer
  3. Marketing Staff
  4. Customer Service
  5. Perawat
  6. Analis Laboratorium
  7. Radiografer
  8. Maintenance Staff
  9. Asisten Apoteker

Persyaratan Umum:
  1. Pendidikan minimal: Profesi Kedokteran (A,B); S1 segala Jurusan (C,D); Profesi Keperawatan (E), D3 Analis Kesehatan (F); D3 Radiodiagnostick (G); D3/S1 Teknik (H), SMF (I)
  2. Pengalaman kerja: minimal 2 tahun (A,B,C; minimal 1 tahun (D-I)
  3. Mempunyai integritas yang baik (A-I)
  4. Dapat bekerja dalam team dan berorientasi pada pelanggan (A-I)
Persyaratan Khusus:
  1. Memiliki kemampuan komunikasi yang baik (A-I)
  2. Mampi menjalin hubungan dengan pihak lain dengan baik (A-I)
  3. Memiliki kemampuan memimpin dan memecahkan masalah dengan cepat (A,B,C)
  4. Memiliki sertifikat ACLS, ATLS, Hiperkes (A)
  5. Memiliki SIIP (E), SIR (G), SIAA (I)
Bila Anda memenuhi persyaratan di atas, kirimkan lamaran Anda secara lengkap disertai pas foto terbaru ukuran 4×6 (cantumkan posisi yang dilamar di sudut kanan atas ) paling lambat tanggal 1 Maret 2011 ke:

HRD – RS Premier Jatinegara
(d/h RS Mitra Internasional)
Jl. Jatinegara Timur No. 85-87
Jakarta 13310

Perawat Indonesia yang berjasa di Jepang

JAKARTA, KOMPAS.com — Pemerintah Jepang menyampaikan penghargaan kepada Rita Retnaningtyas, perawat Indonesia di rumah sakit Miyagi, yang berjasa menolong korban gempa dan tsunami di negeri itu.
Penghargaan disampaikan Duta Besar Jepang untuk Indonesia Kojiro Shiojiri saat menghadiri pelatihan bahasa Jepang bagi 104 calon TKI perawat di Jakarta, Selasa (22/3/2011).
"Kami atas nama Pemerintah Jepang menyampaikan terima kasih kepada BNP2TKI dan khususnya Rita Retnaningtyas yang ikut bersusah payah membantu warga Jepang yang terkena tsunami di Miyagi," kata Shiojiri.
Rita Retnaningtyas (35) berasal dari Kelurahan Srondol Kulon, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang, Jawa Tengah.
Rita bekerja sebagai perawat di Miyagi National Hospital sejak 2009, dikirim oleh Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) melalui program kerja sama antarpemerintah RI dan Jepang.
Shiojiri mengatakan, Rita bersama TKI perawat lain bersedia bertahan di daerah dekat gempa dan tsunami di Miyagi untuk melakukan pekerjaan sosial kemanusiaan yang mulia.
Menurut dia, di lima prefektur (provinsi) sekitar gempa tsunami Jepang, yaitu Miyagi, Iwate, Aomori, Ibaraki, dan Fukushima terdapat 35 TKI perawat yang terdiri atas 11 TKI perawat pasien dan 24 TKI perawat jompo.
Semua perawat di lima prefektur itu selamat dari bencana gempa, termasuk dari radiasi reaktor nuklir di Fukushima. Sebagian dari 35 TKI tersebut ada pula yang dievakuasi ke daerah yang jauh dari gempa dan radiasi reaktor nuklir, sedangkan beberapa orang seperti Rita justru masih bertahan di Miyagi sampai sekarang.
"Sekali lagi kami menyampaikan banyak terima kasih atas jasa dan bantuannya dalam menangani para korban," ujar Kojiro Shiojiri.
Sementara itu, Kepala BNP2TKI Moh Jumhur Hidayat mengatakan, Rita sejak peristiwa gempa dan tsunami di Jepang terus melakukan kontak dengan suaminya, Bambang Wagiman (35) maupun keluarganya di Semarang.
"Rita mengatakan kepada keluarganya bahwa dirinya dan beberapa teman TKI nurse dan care worker dalam kondisi sehat dan masih tetap bekerja seperti biasanya di Miyagi," katanya.
TKI perawat di Jepang yang tersebar di 45 prefektur sebanyak 686 orang akan tetap menjalani program penempatannya hingga selesai.
Para TKI itu ditempatkan sejak 2008-2010 untuk kontrak kerja selama tiga tahun dan memperoleh gaji 175.000 yen (TKI careworker) dan 119.000-200.000 yen (TKI nurse) per bulan di luar akomodasi yang disediakan Pemerintah Jepang.

Rabu, 23 Maret 2011

Tumbuhkan jiwa entrepreneurship bagi perawat

Istilah entrepreneurship di lingkungan perawat sudah tidak asing lagi hal ini terlihat dari mulai dari entrepreneurship dijadikan kurikulum institusional , blog entrepreneurship, dan tema – tema seminar entrepreneur keperawatan. Perawat sudah banyak yang menjadi entrepreneur mulai dari pemilik STIKes, berjualan alat kesehatan, praktek mandiri di klinik, dan bahkan terjun di MLM (Multi Level Marketing ) pada suatu produk .
Tetapi mungkin masih banyak perawat yang bertanya dalam hatinya “Apakah mungkin perawat menjadi entrepreneur ? ; kira – kira bisnis apa di pelayanan kesehatan yang cocok ? Bagaimana memulai dengan modal yang kecil? Jenis bisnis apa yang eksis di industry pelayanan kesehatan ? Bisnis apa yang harus dikuasai ? bagaimana memulai bisnis di pelayanan kesehatan?
Model Entrepreneurship secara sederhana dimulai dengan diketahui adanya PELUANG --> MENGATASI HAMBATAN yang ada --> kemampuan CARA MELAKUKAN --> tercipta USAHA BARU ( peluang menjadi usaha baru). Peluang perawat menjadi entrepreneur dibagi menjadi :
1. Trend demografi
- Jumlah lansia yang semakin banyak tentunya memerlukan perawatan dalam menjalani hidupnya.
- Dalam menjalani pengobatan mungkin beberapa klien memerlukan penjagaan atas privacy-nya sehingga memerlukan pelayanan secara khusus .
2. Kesempatan di falitas kesehatan
- Terlibat dalam produksi atau pendistribusian suplemen yang baik untuk pasien di rumah sakit.
- Mungkin kedepannya tidak menutup kemungkinan rumah sakit akan melakukan Outsourcing tenaga perawat untuk memotong besarnya biaya rumah sakit, hal ini tentunya rumah sakit tidak akan memaksakan tenaga perawat yang sedikit untuk merawat pasien yang sangat banyak dan sebaliknya jika pasien sedikit rumah sakit bisa menyesuaikan kebutuhan tenaga perawat.
3. Trend sosial
- Gaya hidup yang sibuk berdampak buruk terhadap kesehatan seseorang sehingga untuk tetap sehat membutuhkan perawatan untuk mempertahankan kesehatanny, dalam hal ini focus kepada kelompok – kelompok tertentu seperti klub jantung sehat.
Peluang – peluang diatas sangat mungkin dimanfaatkan oleh perawat karena perawat di rumah sakit sangat dekat dengan pasien, namun untuk memanfatkan peluang tersebut perawat sering menghadapi hambatan – hambatan diantaranya:
Isu malpraktek, tidak punya hak istimewa dari rumah sakit, padangan skeptis dari beberapa dokter tentang peran independen perawat, dan ketakutan rumah sakit akan menurunnya kedisiplinan perawat.
1. Aspek legal
Perawat dalam menjalankan entrepreneurshipnya sering dihantui oleh sangsi hukum, oleh karena itu banyak perawat berharap untuk disahkannya RUU Praktik Keperawatan. tetapi tentunya aspek hukum yang harus dikuasai bukan hanya tentang perawat tentunya undang – undang atau peraturan hukum lainnya juga harus dikuasai oleh perawat.
2. Etik dan konflik personal
Banyak perawat beranggapan bahwa berbisnis bertentangan dengan kode etik dan nilai perawat.dimana berbisnis maka akan menurunkan penilaian masyarakat terhadap perawat. Dan untuk menghindari terjadinya konflik personal perawat lebih suka bekerja di klinik tempat praktek dokter, hal ini menyebabkan fungsi mandiri dari perawat dinilai tidak ada oleh masyarakat atau dengan kata lain tidak kompeten dan menjadi perawat tidak survive untuk menunjukan eksistensi tindakan keperawatan mandiri.
3. Hambatan dari pengetahuan
Kemampuan perawat dalam memulai bisnis belum terlihat hal ini disebabkan karena ketidakmampuan mengembangkan perencanaan bisnis (akutansi, pemasaran, manajeriar, asuransi, hukum , perencanaan, insurance, anggaran, pendanaan, negosiasi, penagihan, keterampilan klinik dan keperawatan). manajemen perawat lebih difokuskan kepada manajemen pasien tidak kepada manajemen perusahaan dan masih banyak perawat beranggapan bahwa masyarakat hanya membutuhkan rumah sakit dan dokter dalam memberikan pelayanan kesehatan, kalau berbisnis mempunyai risiko yang tinggi. Hal ini berdampak banyak perawat kesulitan dalam memulai usaha baru.
Solusi untuk mengatasi masalah diatas diantaranya dengan cara :
1. Untuk memulai harus mempunyai mentor , dan tentunya kepada perawat yang sudah menjadi entrepreneur sejati harus terpanggil jika menginginkan terbentuk perawat yang berjiwa entrepreneur . sehingga perawat berani memulai bisnis baru.
2. Perawat harus membuat komuniti perawat entrepreneurship sehingga dapat menggali potensi bisnis perawat, mengetahui tren bisnis perawat yang baru dan membuat arahan – arahan yang positif untuk meningkatkan income bagi bisnis perawat.
3. Organisasi profesi harus mampu membuat dan mengembangkan area – area entrepreneurship
Perawat termasuk perlindungan hukumnya.
4. Membuat komuniti untuk mengidentifikasi portensi bisnis perawat, terhubung dengan trend bisnis baru dan meningkatkan arahan – arahan untuk meningkatkan praktek
5. Perawat harus memperbaiki mental entrepreneurnya dan mempelajari peran – peran seorang entrepreneur
6. Kerjasama dengan pihak – pihak lain seperti rumah sakit, pemerintah dan swasta yang dapat dijembatani oleh organisasi profesi.
Mudah – mudah dengan membaca tulisan ini kita terinspirasi untuk mengembangkan entrepreneurship keperawatan

askep scabies

BAB I

PENDAHULUAN


1. LATAR BELAKANG

Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestisasi dan sensitisasi terhadap sarcoptes scabiei varian hominis dan produknya. Sinnim dari penyakit ini adalah kudis, the itch, gudig, budukan, dan gatal agogo.

Penyakit scabies ini merupakan penyakit menular oleh kutu tuma gatal sarcoptes scabei tersebut, kutu tersebut memasuki kulit stratum korneum, membentuk kanalikuli atau terowongan lurus atau berkelok sepanjang 0,6 sampai 1,2 centimeter.

Akibatnya, penyakit ini menimbulkan rasa gatal yang panas dan edema yang disebabkan oleh garukan. Kutu betina dan jantan berbeda. Kutu betina panjangnya 0,3 sampai 0,4 milimeter dengan empat pasang kaki, dua pasang di depan dengan ujung alat penghisap dan sisanya di belakang berupa alat tajam. Sedangkan, untuk kutu jantan, memiliki ukuran setengah dari betinanya. Dia akan mati setelah kawin. Bila kutu itu membuat terowongan dalam kulit, tak pernah membuat jalur yang bercabang.

Syarat obat yang ideal adalah efektif terhadap semua stadium tungau, tidak menimbulkan iritasi dan toksik, tidak berbau atau kotor, tidak merusak atau mewarnai pakaian, mudah diperoleh dan harganya murah.

1. TUJUAN

Tujuan dari pembuatan makalah ini asuhan keperawatan ini adalah untuk membahas mengenai cara mendiagnosis dini dan mekanisme terjadinya PENYAKIT SKABIES pada anak.

1. Manfaat

Manfaat dari asuhan keperawatan anak dengan PENYAKIT SKABIES ini bermanfaat untuk melakukuan askep yang valid mulai dari pengkajian, diagnose keperawatan, proses kaperawatan, implementasi, evaluasi.

BAB II

TINJAUAN TEORI

1. KONSEP DASAR TEORI

A. DEFINISI

Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestisasi dan sensitisasi terhadap sarcoptes scabiei varian hominis dan produknya. Sinnim dari penyakit ini adalah kudis, the itch, gudig, budukan, dan gatal agogo.

Penyakit scabies ini merupakan penyakit menular oleh kutu tuma gatal sarcoptes scabei tersebut, kutu tersebut memasuki kulit stratum korneum, membentuk kanalikuli atau terowongan lurus atau berkelok sepanjang 0,6 sampai 1,2 centimeter.

PENGKLASIFIKASIAN SKABIES

- Scabies pada orang bersih

- Scabies nodular

- Scabies yang ditularkan melalui hewan

- Scabies pada bayi dan anak

- Scabies terbaring ditempat tidur

- Scabies Norwegia atau scabies krustosa

B. ANATOMI FISIOLOGI

organ kulit

1)Epidermis (Kutilkula) Epidermis merupakan lapisan terluar dari kulit, yang memiliki struktur tipis dengan ketebalan sekitar 0,07 mm terdiri atas beberapa lapisan, antara lain seperti berikut :

a) Stratum korneum yang disebut juga lapisan zat tanduk.

Letak lapisan ini berada paling luar dan merupakan kulit mati. Jaringan epidermis ini disusun oleh 50 lapisan sel-sel mati, dan akan mengalami pengelupasansecara perlahan-lahan, digantikan dengan sel telur yang baru.

b) Stratum lusidum, yang berfungsi melakukan “pengecatan” terhadap kulit dan rambut. Semakin banyak melanin yang dihasilkan dari sel-sel ini, maka warna kulit akan menjadi semakin gelap. Coba Anda perhatikan kulit orang “suku Dani di Irian dengan suku Dayak di Kalimantan pada Gambar 7.8!

Jika dikaitkan dengan hal ini apa yang terjadi pada kulit dari kedua suku tersebut? Selain memberikan warna pada kulit, melanin ini juga berfungsi untuk melindungi sel-sel kulit dari sinar ultraviolet matahari yang dapat membahayakan kulit. Walaupun sebenarnya dalam jumlah yang tepat sinar ultraviolet ini bermanfaat untuk mengubah lemaktertentu di kulit menjadi vitamin D, tetapi dalam jumlah yang berlebihan sangat berbahaya bagi kulit. Kadang-kadang seseorang menghindari sinar matahari di siang hari yang terik, karena ingin menghindari sinar ultraviolet ini. Hal ini disebabkan karena ternyata sinar ultraviolet ini dapat membuat kulit semakin hitam. Berdasarkan riset, sinar ultraviolet

dapat merangsang pembentukan melanosit menjadi lebih banyak untuk tujuan perlindungan terhadap kulit. Sedangkan jika kita lihat seseorang mempunyai kulit kuning langsat, ini disebabkan orang tersebut memiliki pigmen karoten. c) Stratum granulosum, yang menghasilkan pigmen warna kulit, yang disebut melamin. Lapisan ini terdiri atas sel-sel hidup dan terletak pada bagian paling bawah dari jaringan epidermis. d) Stratum germinativum, sering dikatakan sebagai sel hidup karena lapisan ini merupakan lapisan yang aktif membelah. Sel-selnya membelah ke arah luar untuk membentuk sel-sel kulit teluar. Sel-sel yang baru terbentuk akan mendorong sel-sel yang ada di atasnya selanjutnya sel ini juga akan didorong dari bawah oleh sel yang lebih baru lagi. Pada

saat yang sama sel-sel lapisan paling luar mengelupas dan gugur.

2)

Jaringan dermis memiliki struktur yang lebih rumit daripada epidermis, yang terdiri atas banyak lapisan. Jaringan ini lebih tebal daripada epidermis yaitu sekitar 2,5 mm. Dermis dibentuk oleh serabut-serabut khusus yang membuatnya lentur, yang terdiri atas kolagen, yaitu suatu jenis protein yang membentuk sekitar 30% dari protein tubuh. Kolagen akan berangsur-angsur berkurang seiring dengan bertambahnya usia. Itulah sebabnya seorang yang sudah tua tekstur kulitnya kasar dan keriput. Lapisan dermis terletak di bawah

lapisan epidermis. Lapisan dermis terdiri atas bagian-bagian berikut. Folikel rambut dan struktur sekitarnya

a)Akar Rambut

Di sekitar akar rambut terdapat otot polos penegak rambut (Musculus arektor pili), dan ujung saraf indera perasa nyeri. Udara dingin akan membuat otot-otot ini berkontraksi dan mengakibatkan rambut akan berdiri. Adanya saraf-saraf perasa mengakibatkan rasa nyeri apabila rambut dicabut.

b)Pembuluh Darah

Pembuluh darah banyak terdapat di sekitar akar rambut. Melalui pembuluh darah ini akar-akar rambut mendapatkan makanan, sehingga rambut dapat tumbuh.

c)Kelenjar Minyak (glandula sebasea) Kelenjar minyak terdapat di sekitar akar rambut. Adanya kelenjar minyak ini dapat menjaga agar rambut tidak kering.

d)Kelenjar Keringat (glandula sudorifera)

Kelenjar keringat dapat menghasilkan keringat. Kelenjar keringat berbentuk botol dan bermuara di dalam folikel rambut. Bagian tubuh yang banyak terdapat kelenjar keringat adalah bagian kepala, muka, sekitar hidung, dan lain-lain. Kelenjar keringat tidak terdapat dalam kulit tapak tangan dan telapak kaki.

e)Serabut Saraf

Pada lapisan dermis terdapat puting peraba yang merupakan ujung akhir saraf sensoris. Ujung-ujung saraf tersebut merupakan indera perasa panas, dingin, nyeri, dan sebagainya.

Jaringan dermis juga dapat menghasilkan zat feromon, yaitu suatu zat yang memiliki bau khas pada seorang wanita maupun laki-laki. Feromon ini dapat memikat lawan jenisDermis (Kulit Jangat)

C.ETIOLOGI

Scabies dapat disebabkan oleh kutu atau kuman sercoptes scabei varian hominis. Sarcoptes scabieiini termasuk filum Arthopoda, kelas Arachnida, ordo Ackarina, superfamili Sarcoptes. Pada manusia disebut Sarcoptes scabiei var. hominis. Kecuali itu terdapat S. scabiei yang lainnya pada kambing dan babi. Secara morfologik merupakan tungau kecil, berbentuk oval, punggungnya cembung dan bagian perutnya rata. Tungau ini transient, berwarna putih kotor, dan tidak bermata.

D. Manifestasi klinis

Diagnosis dibuat dengan menemukan 2 dari 4 tanda cardinal berikut :

- Pruritus nktuma (gatal pada malam hari) karena aktivitas tungau lebih tinggi pada suhu yang lembab dan panas.

- Umumnya ditemukan pada sekelompok manusia, misalnya mengenai seliruhanggota eluarga.

- Adanya terowongan (kunikulus) pada tempat-tempat predileksi yang berwarna putih atau keabu-abuan, berbentuk garis lurus atau berkelok, rata-rata panjang 1cm, pada uung menjadi pimorfi (pustu, ekskoriosi). Tempat predileksi biasanya daerah dengan stratum komeum tpis, yaitu sela-sela jari tangan, pergelangan tangan bagian volar, siku bagian luar, lipat ketiak bagian depan, aerola mammae dan lipat glutea, umbilicus, bokong, genitalia eksterna, dan perut bagian bawah. Pada bayi dapat menyerang bagian telapak tangan dan telapak kaki bahkan seluruh permukaan ulit. Pada remaja dan orang dewasa dapat timbul pada kulit kepala dan wajah.

- Menemukan tungau merupakan hal yang paling diagnostk. Dapat ditemikan satu atau lebih stadium hidup tungau ini.

Pada pasien yang selalu menjaga hgiene, lesi yang timbul hanya sedikit sehingga diagnosis kadang kala sulit ditegakkan. Jia penyakit berlangsung lama, dapat tmbul likenifikasi, impetigo, dan furunkulsis.

E. Patofisiologi Skabies

Kelainan kulit dapat disebabkan tidak hanya dari tungau scabies, akan tetapi juga oleh penderita sendiri akibat garukan. Dan karena bersalaman atau bergandengan sehingga terjadi kontak kulit yang kuat,menyebabkan lesi timbul pada pergelangan tangan. Gatal yang terjadi disebabkan leh sensitisasi terhadap secret dan ekskret tungau yang memerlukan waktu kira-kira sebulan setelah infestasi. Pada saat it kelainan kulit menyerupai dermatitis dengan ditemuannya papul, vesikel, dan urtika. Dengan garukan dapat timbul erosi, ekskoriasi, krusta, dan infeksi sekunder. Kelainan kulit dan gatal yang terjadi dapat lebih luas dari lokasi tungau.

Tungau scabies penderita sendiri dan digaruk

Kontakkulit kuat

Bersalaman bergandengan

Timbul lesi

Pergelangan tangan

Gatal

Sensitivitas terhadap secret

Waktu 1 bulan setelah infestasi

Timbul papul,vesikel,urtika timbul erosi,eks koriosi, krusta


Digaruk infeksi skunder

Kelainan kulit dermatitis menyebar luas

F. Penatalaksanaan

Syarat obat yang ideal adalah efektif terhadap semua stadium tungau, tidak menimbulkan iritasi dan toksik, tidak berbau atau kotor, tidak merusak atau mewarnai pakaian, mudah diperoleh dan harganya murah.

Jenis obat topical :

- Belerang endap (sulfur presipitatum) 4-20% dalam bentuk salep atau krim. Pada bayi dan orang dewasa sulfur presipitatum 5% dalam minyak sangat aman dan efektif. Kekurangannya adalah pemakaian tidak boleh kurang dari 3 hari karena tidak efektif terhadap stadium telur, berbau, mengotori pakaian dan dapat menimbulkan iritasi.

- Emulsi benzyl-benzoat 20-25% efektif terhadap semua stadium, diberikan setiap malam selama 3 kali. Obat ini sulit diperoleh, sering memberi iritasi, dan kadang-kadang makin gatal setelah dipakai.

- Gama benzena heksa klorida (gameksan) 1% daam bentuk krim atau losio, termasuk obat pilihan arena efektif terhadap semua stadium, mudah digunakan, dan jarang memberi iritasi. Obat ini tidak dianurkan pada anak dibawah umur 6 tahun dan wanta hamil karena toksi terhadap susunan saraf pusat. Pemberiannya cup sekali dalam 8 jam. Jika masihada gejala, diulangi seminggu kemudian.

- Krokamiton 10% dalamkrim atau losio mempunyaidua efek sebagai antiskabies dan antigatal. Harus dijauhkan dari mata, mulut, dan uretra. Krim( eurax) hanya efetif pada 50-60% pasien. Digunakan selama 2 malam berturut-turut dan dbersihkan setelah 24 jam pemakaian terakhir.

- Krim permetrin 5% merupakan obat yang paling efektif dan aman arena sangat mematikan untuk parasit S.scabei dan memiliki toksisitas rendah pada manusia.

- Pemberian antibitika dapat digunakan jika ada infeksi sekunder, misalnya bernanah di area yang terkena (sela-sela jari, alat kelamin) akibat garukan.

1. KONSEP DASAR ASKEP

A. PENGKAJIAN

I. Biodata

a. Identitas pasien

b. Identitas penanggungjawab

II. Riwyat kesehatan

a. Keluhan utama

Pada pasien scabies terdapat lesi dikulit bagian punggung dan merasakan gatal terutama pada malam hari.

b. Riwayat kesehatan sekarang

Pasien mulai merasakan gatal yang memanas dan kemudian menjadi edema karena garukan akibat rasa gatal yang sangat hebat.

c. Riwayat kesehatan dahulu

Pasien pernah masuk Rs karena alergi

d. Riwayat kesehatan keluarga

Dalam keluarga pasien ada yang menderita penyakit seperti yang klien alami yaitu kurap, kudis.

III. Pola fungsi kesehatan

a. Pola persepsi terhadap kesehatan

Apabila sakit, klien biasa membeliobat di tko obat terdeat atauapabila tidak terjadi perubahan pasien memaksakan diri ke puskesmas atau RS terdekat.

b. Pola aktivitas latihan

Aktivitas latihan selama sakit :

Aktivitas 0 1 2 3 4

Makan

Mandi

Berpakaian

Eliminasi

Mobilisasi di tempat tidur

c. Pola istirahat tidur

Pada pasien scabies terjadi gangguan pola tidur akibat gatal yang hebat pada malam hari.

d. Pola nutrisi metabolik

Tidak ada gangguan dalam nutrisi metaboliknya.

e. Pola elimnesi

Klien BAB 1x sehari, dengan konsitensi lembek, wrna kuning bau khas dan BAK 4-5x sehari, dengan bau khas warna kuning jernih.

f. Pola kognitif perceptual

Saat pengkajian kien dalam keadaan sadar, bicara jelas, pendengaran dan penglihatan normal.

g. Pola peran hubungan

i. Pola konep diri

j. Pola seksual reproduksi

Pada klien scabies mengalami gangguan pada seksual reproduksinya.

k. Pola koping

1. Masalah utama yang terjadi selama klien sakit, klien selalu merasa gatal, dan pasien menjadi malas untuk bekerja.

2. Kehilangan atau perubahan yang terjadi

perubahan yang terjadi klien malas untuk melakukan aktivitas sehari-hari.

3. Takut terhadap kekerasan : tidak

4. Pandangan terhadap masa depan

klien optimis untuk sembuh

B. Diagnosa keperawatan

Diagnosa Keperawatan dan Prioritas Masalah

1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biolgi

2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri

3. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan dalam penampian sekunder

4. Cemas berhubungan dengan perubahan status kesehatan

5. resiko infeksi berhubungan dengan jaringan kuit rusak dan prosedur infasif

6. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan edema

C. INTERVENSI KEPERAWATAN

Dx1

1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biolgi

Tujuan dan karakteristik Intervensi RasionaI

Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan selama …. X24jam, diharapkan nyeri klien dapat teratasi dengan

KH:

- nyeri terkontrol

- gatal mulai hilang

- puss hilang

- kulit tidak memerah – kaji TTV

INTERVESI:

- kaji intensitas nyeri, karakteristik dan catat lokasi

- berikan perawatan kulit dengan sering, hilangkan rangsangan lingungan yang kurang menyenangkan

- kolaborasi dengan dokter pemberi analgesic

- koaborasi pemberian antibiotika

DX2

2. Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan selama …. X24jam diharapkan tidur klien tida terganggu dengan KH :

- mata klien tidak bengkak lagi

- klien tidak sering terbangun dimalam hari

- klien tidak pucat – kaji tidur klien

- berikan kenyamanan pada klien (kebersihan tempat tidur klien)

- klaborasi dengan dokter pemberia analgeti

- catat banyaknya klien terbangun dimalam hari

- berika lingkungan yang nyamandan kurangi kebisingan

- berikan minum hangat (susu) jika perlu

- beian musik klasik sebagai pengantar tidur

DX 3

3. Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan selama …. X24jam diharapkan klien tidak mengalami gangguan dalam cara penerapan citra diri dengan KH :

- mengungkapan penerimaan atas penyakit yang di alaminya

- mengakui dan memantapkan kembali system dukungan yang ada

- – Dorong individu untuk mengekspresian perasaan khususnya mengenai pikiran, pandangan dirinya

- Dorong individu untuk bertanya mengenai masalah penanganan, perkembangan kesehatan

DX4

4. Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan selama …. X24jam diharapkan klien tidak cemas lagi dengan KH :

- Klien tidak resah

- Klien tampak tenang dan mampu menerima kenyaataan

- Lien mampu mengidentifiasi dan mengungkapkan gejala cemas

- Postur tubuh ekspresi wajah, bahasa tubuh dan tingkat aktivitas menunjukkan bekurangnya kecemasan

- Identifiasi kecemasan

- Gunakan pendekatan yang menenangan

- Temani pasien untuk memberian keamanan dan mengurangi takut

- Bantu pasien mengenal situasi yang menimbulkan kecemasan

- Berikan informasi faktual tentang diagnosis, tindakan prognosis

- Berikan obat untuk mengurangi kecamasan

DX5

5. Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan selama …. X24jam diharapkan klien tidak terjadi resiko infeksi dengan KH :

- Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi

- Menunjukan kemampuan untuk mencegah timbulnya infeksi

- Menunjukkan perilaku hidup sehat

- Mendeskripsikan proses penularan penyakit, factor yang mempengaruhi penularan dan penatalaksanaannya – Monitor tanda dan gejala infeksi

- Monitor kerentanan terhadap infeksi

- Batasi pengunjung bila perlu

- Instruksikan pada pengunjung untk mencuci tangan saatberkunjung dan setelah meninggalkan pasien

- Pertahankan lingkngan aseptic selama pemasangan alat

- Berikan perawatan kulit pada area epidema

- Inspeksi kulit dan membrane mukosa terhadap kemerahan,panas

- Inspeksi kondisi luka

- Berikan terapi anibiotik bila perlu

- Ajarkan cara menghindari infeksi

DX6

6. Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan elama …. X24jam diharapkan lapisan kulit klien terlihat normal, dengan KH :

- Integritas kulit yang bak dapat dipetahankan (sensasi, elastisitas, temperatur)

- Tidak ada luka atau lesi pada kulit

- Mampu melindungi kulit dan mempertahankan kelembapan kulit serta perawatan alami

- Perfusi jaringan baik – Anjurkan pasien menggunakan pakaian yang longgar

- Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering

- Monitor kulit akan adanya kemerahan

- Mandikan pasien dengan air hangat dan sabun

D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

1. Mengkaji intensitas nyeri, karakteristik dan catat lokasi

-2. Memberikan perawatan kulit dengan sering, hilangkan rangsangan lingungan yang kurang menyenangkan

3. Berkolaborasi dengan dokter pemberi analgesic

4.Ber kolaborasi pemberian antibiotika

E. EVALUASI KEPERAWATAN

Masalan gangguan rasa nyaman nyeri dikatakan teratasi apabila :

- nyeri terkontrol

- gatal mulai hilang

- puss hilang

- kulit tidak memerah – kaji TTV

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN DAN SARAN

Penyakit scabies ini merupakan penyakit menular oleh kutu tuma gatal sarcoptes scabei tersebut, kutu tersebut memasuki kulit stratum korneum, membentuk kanalikuli atau terowongan lurus atau berkelok sepanjang 0,6 sampai 1,2 centimeter.

Akibatnya, penyakit ini menimbulkan rasa gatal yang panas dan edema yang disebabkan oleh garukan. Kutu betina dan jantan berbeda. Kutu betina panjangnya 0,3 sampai 0,4 milimeter dengan empat pasang kaki, dua pasang di depan dengan ujung alat penghisap dan sisanya di belakang berupa alat tajam. Sedangkan, untuk kutu jantan, memiliki ukuran setengah dari betinanya. Dia akan mati setelah kawin. Bila kutu itu membuat terowongan dalam kulit, tak pernah membuat jalur yang bercabang.

Syarat obat yang ideal adalah efektif terhadap semua stadium tungau, tidak menimbulkan iritasi dan toksik, tidak berbau atau kotor, tidak merusak atau mewarnai pakaian, mudah diperoleh dan harganya murah.

DAFTAR PUSTAKA

Arief, M, Suproharta, Wahyu J.K. Wlewik S. 2000. Kapita Selekta Kedokteran, ED : 3 jilid : 1. Jakarta : Media Aesculapius FKUI.

Santosa, Budi. 2005-2006. Diagnosa Keperawatan NANDA. Jakarta : Prima Medikal.

Closkey, Mc, et all. 2007. Diagnosa Keperawatan NOC-NIC. St-Louis

Anonim. 2007. Skabies (kulit gatal bikn sebel). http://www.cakmoki86.wordpress.com

Anonim. 2008. Skabies.

Carpenito, Linda Juall. 2001. Diagnosa Keperawatan. Jakarta : EGC.

Selasa, 22 Maret 2011

Seminar Online:dampak merokok pada kehamilan dan janin!

Dampak negatif rokok tidak perlu diragukan lagi efeknya terhadap janin. Karbonmonoksida dari rokok akan yang terisap oleh ibu hamil akan terbawa ke aliran darah sehingga menyebabkan penerimaan oksigen bayi menjadi berkurang, yang berarti berkurang juga penerimaan nutrisi untuk bayi anda.
80% perokok akan mempunyai kemungkinan menderita keguguran dan biasanya akan memiliki berat badan lahir rendah dan baisanya disertai dengan berbagai masalah lainnnya termasuk juga masalah paru-paru.
Ketahui bagaimana bahaya merokok pada kehamilan dan janin dengan menghadiri seminar online FlyFreeForHealth bersama Pregnancy&me, yang menghadirkan Dr Khoo Chong Kiat,  seorang Konsultan Assosiate Kebidanan dan Kandungan di Departemen Kebidanan dan Kandungan KK Women’s & Children’s Hospital, Singapura.
Topik : Dampak Merokok pada kehamilan dan janin (There is Nothing Worse Than a Smoke Polluted Womb)
Hari / Tanggal : Selasa, 20 April 2010
Waktu : 12.00 WIB
Sangat mudah untuk mengikuti webinar/seminar online ini. Siapkan perangkat komputer/laptop, koneksi internet, headset atau speaker, maka kamu dapat melihat presentasi si dokter dan mendengarkan seminarnya secara langsung. Pada akhir presentasi, kamu juga dapat mengetik pertanyaan yang nantinya akan dijawab langsung oleh Dr Khoo. Semua gratis!
Daftar sekarang melalui SMS. Ketik <alamat email kamu><spasi>PM29SG10 ke +65 98473224 untuk mendapatkan undangan menghadiri webinar ini yang akan dikirimkan ke email kamu. Untuk info lebih lanjut kunjungi www.flyfreeforhealth.com atau email ke info@flyfreeforhealth.com

ruu keperawatan

Term Of Reference
Perawat adalah salah satu tenaga kesehatan yang menjadi ujung tombak pembangunan kesehatan di Indonesia. Perawat sebagai tenaga kesehatan dengan proporsi terbesar (60%) dan berada di garis terdepan dalam pemberian pelayanan kesehatan selama 24 jam secara terus menerus memberikan pelayanan kepada masyarakat di setiap  sudut pelosok negri  ini. Namun keikhlasan  perawat dalam mengabdikan diri pada bangsa ternyata belum juga dipandang penting  oleh pemerintah. Buktinya, sampai hari ini pemerintah tidak menunjukkan itikad baik untuk memberi perlindungan hukum pada profesi perawat.
Perjuangan panjang  perawat Indonesia untuk mendapatkan payung hukum lewat UU Keperawatan sebagaimana lazimnya negara lain terkesan terus dihambat. Bagaimana tidak? Pada awalnya RUU Keperawatan sudah menjadi prioritas no. urut 160 dalam Proglesnas 2004, no. urut 26 pada Proglesnas 2009 dan akhirnya menjadi inisiatif DPR menjadi no. urut 18 tahun 2010. Tapi yang mengejutkan, setelah sekalipun menjadi inisiatif DPR  ternyata kebiasaan  melenyapkan sesuatu yang sudah disepakati terjadi di DPR pada Sidang Paripurna 12 Oktober 2010 yang  semena mena menunda usulan Baleg: justru memasukkan RUU NAKES yang bak siluman menggantikan RUU Keperawatan yang sudah diinisiasi selama ini oleh DPR. Akhirnya, RUU Tenaga Kesehatan menggusur RUU Keperawatan. Sampai hari ini, RUU Keperawatan masih didepak dari Baleg. Kenapa bisa terjadi? Apa sebenarnya alasan serta keinginan DPR dan pemerintah belum juga menggolkan RUU Keperawatan?. Belum cukupkah  negara kita menjadi negara sisa bersanding dengan Laos dan Timor Leste (apa iya dua ini aja atau Vietnam masih, trus timor leste perlu disebutJ) yang belum  punya UU Keperawatan (Nurses Act )? Bukankah kewajiban yuridis negara menyediakan pengaturan yang kuat untuk menjamin pelayanan kesehatan masyarakat dengan profesionalitas dan akuntabilitas perawat? Sudah sepatutnya negara membuat pengaturan yang kuat untuk melindungi masyarakat dari pelayanan perawat yang buruk dan tidak bertanggung jawab, yang sekaligus melindungi para pemberi pelayanan pada masyakat dengan  tidak terbatas pada kondisi geografi dan strata sosial ekonomi serta berada pada semua seting pelayanan kesehatan. Namun disisi lain, tidak ada pengaturan yang kuat untuk menjamin kompetensi dan kualitas asuhan yang diberikan dan perlindungan dalam melayani masyarakat selama ini.
Mungkinkah negara ini perlu menunggu korban-korban perawat lainnya masuk ke sel penjara layaknya kasus Misran yang pernah hangat hingga dibawa ke Mahkamah Konstitusi bulan Mei 2010 lalu? Kasus Perawat Misran di Kalimantan Timur adalah fakta tak terbantahkan betapa akan terancamnya pelayanan kesehatan pada daerah-daerah terpencil bila perawat selalui dihantui oleh resiko masalah hukum karena  tidak ada pengaturan  UU untuk perawat tersendiri. Kerap terjadi situasi darurat di daerah-daerah di mana tidak terdapat dokter dan proses rujukan pasien ke rumah sakit karena terkendala faktor geografis, biaya, jarak, dan ketersediaan sarana transportasi, tenaga keperawatan terpaksa dituntut bak buah simalakama karena harus  memberikan obat-obat yang termasuk daftar G untuk menyelamatkan pasien. Padahal, UU Kesehatan tak membolehkannya, tapi disisi lain,bila membiarkan pasien terlantar perawat pun terjerat hukum.

Sampai kemarin, kami perawat Indonesia sudah cukup bersabar…tapi hari ini, demi masyarakat yang selalu menjadi penguat perawat dalam menjalankan pengabdian tulusnya dan demi rekan sejawat yang ikhlas mengabdi di persada negeri selama ini, kami menuntut pemerintah dan DPR untuk mengembalikan  RUU Keperawatan dalam proglesnas 2011 dan menyerukan seluruh perawat Indonesia untuk bergerak mengantarkan kembali RUU Keperawatan.
PRESS RELEASE

JANGAN ADA PERMAINAN LAGI
KEMBALIKAN RUU KEPERAWATAN DALAM PROGLESNAS 2011

Jakarta, 2 Nopember 2010, Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)  menyatakan kekecewaan yang sangat dalam terhadap sikap yang ditunjukkan oleh DPR dan Pemerintah yang  sampai hari ini tidak menunjukkan dukungan terhadap hadirnya RUU Keperawatan di negri ini. Kami menyatakan sikap sebagai berikut:
  1. Mendesak DPR bersama Pemerintah untuk mengembalikan RUU Keperawatan dalam Prolegnas 2011
  2. Menolak jika RUU Keperawatan digeser dalam RUU Tenaga Kesehatan . Keberadaan RUU Nakes inisiasi pemerintah yang ‘muncul bak siluman’ pada rapat paripurna Oktober lalu menunjukkan ketidakadilan pada profesi perawat yang padahal selama ini menjadi ujung tombak pemerintah dalam melayani masyarakat
  3. DPR dan Pemerintah sepatutnya meminta maaf pada seluruh perawat Indonesia atas sikap yang tidak adil dan terkesan tidak melindungi perawat. Lebih khusus terkait dengan kasus Misran lalu, yaitu perawat yang bertugas di daerah terpencil dimana tidak ada tenaga dokter dan apoteker sehingga memaksa perawat untuk melakukan tindakan diluar wewenang seperti dalam pemberian obat demi keselamatan pasien. Jangan sampai korban nyawa dari masyarakat kita sebagaimana yang telah terjadi di Kabupaten Kutai Kertanegara Provinsi Kalimantan Timur tak menjadi suatu harga dan terabaikan begitu saja.
  4. Negara seharusnya berterima kasih terhadap kesediaan para tenaga perawat untuk mau mengabdikan diri membantu masyarakat di daerah terpencil, terdalam dan kepulauan sesuai dengan program yang dibuat sendiri oleh pemerintah, bahkan dalam kondisi tertentu melakukan pekerjaan yang bukan wewenangnya dimana tenaga kesehatan lain tidak tersedia dan bersedia.
  5. DPR seharusnya berkonsentrasi untuk membahas justru substansi RUU Keperawatan dan segera mensahkannya menjadi UU Keperawatan, mengingat perawat adalah profesi mandiri yang memerlukan kepastian hukum dalam menjalankan praktik profesinya serta untuk memberikan jaminan kepada masyarakat agar mendapatkan pelayanan sesuai standar praktik sebagaimana negara lain yang telah mempunyai Nurses Act.
  6. Sikap perawat Indonesia terhadap RUU Nakes adalah sangat mendukung selama  mengatur hal-hal umum terkait tenaga kesehatan di Indonesia namun untuk hal terkait pengaturan profesi perawat harus diatur dengan sebuah regulasi yang kuat yaitu UU Keperawatan yang secara akademik dan politik mendapat dukungan dari berbagai pihak sehingga diprioritaskan di tahun 2010.
  7. Kami menyerukan kepada seluruh perawat Indonesia untuk tetap memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat sesuai dengan discipline ilmu dan kode etik profesi, namun bila RUU Keperawatan tetap tidak menjadi Prioritas maka kami akan melakukan MOGOK NASIONAL dalam pelayanan Kesehatan.
Semoga pengabdian perawat selama ini tidak membuat DPR dan pemerintah lupa akan perlindungan hukum terhadap ujung tombak pelayanan kesehatan di negri ini. Atau Semoga pengabdian perawat selama ini tidak dikhianati oleh penyelenggara negara. Hormat dan terimakasih kami sampaikan pada rekan sejawat  di seluruh pelosok Indonesia yang telah bersedia dan bekerja tanpa pamrih selama ini. Kepada seluruh rakyat Indonesia, terimakasih atas dukungan yang diberikan selama ini. Kami akan tetap dan selalu berusaha memberikan upaya terbaik untuk membangun negara.

Efek Radiasi pada Tubuh Manusia

Kerusakan sel akan mempengaruhi fungsi jaringan atau organ bila jumlah sel yang mati/rusak dalam jaringan/organ tersebut cukup banyak. Semakin banyak sel yang rusak/mati, semakin parah gangguan fungsi organ yang dapat berakhir dengan hilangnya kemampuan untuk menjalankan fungsinya dengan baik. Perubahan fungsi sel atau kematian dari sejumlah sel menghasilkan suatu efek biologi dari radiasi yang bergantung antara lain pada jenis radiasi (LET), dosis, jenis sel dan lainnya.

Pada tubuh manusia, secara umum terdapat dua jenis sel yaitu sel genetik dan sel somatik. Sel genetik adalah sel ogonium (calon sel telur) pada perempuan dan sel spermatogonium (calon sel sperma) pada laki-laki. Sedangkan sel somatik adalah sel-sel lainnya yang ada dalam tubuh. Bila dilihat dari jenis sel, maka efek radiasi dapat dibedakan atas efek genetik dan efek somatik.

Waktu yang dibutuhkan sampai terlihatnya gejala efek somatik sangat bervariasi sehingga dapat dibedakan atas efek segera dan efek tertunda. Efek segera adalah kerusakan yang secara klinik sudah dapat teramati pada individu terpapar dalam waktu singkat (harian sampai mingguan) setelah pemaparan, seperti epilasi (rontoknya rambut), eritema (memerahnya kulit), luka bakar dan penurunan jumlah sel darah. Sedangkan efek tertunda merupakan efek radiasi yang baru timbul setelah waktu yang lama (bulanan-tahunan) setelah terkena paparan radiasi, seperti katarak dan kanker. Bila ditinjau dari dosis radiasi (untuk kepentingan proteksi radiasi), efek radiasi dibedakan atas efek deterministik dan efek stokastik.

Bila sel yang mengalami perubahan ini adalah sel genetik maka sifat-sifat sel yang baru tersebut akan diwariskan kepada turunannya sehingga timbul efek genetik atau efek pewarisan. Apabila sel terubah ini adalah sel somatik maka sel-sel tersebut dalam jangka waktu yang relatif lama, ditambah dengan pengaruh dari bahan-bahan yang bersifat toksik lainnya, akan tumbuh dan berkembang menjadi jaringan ganas atau kanker.


1. Efek : Efek radiasi yang dapat dirasakan langsung oleh orang yang menerima radiasi (contoh: kanker, leukimia, luka bakar, katarak, kemandulan, kelainan kongenital)
2. Efek Genetik :
Efek radiasi yang diterima oleh individu akan diwariskan kepada keturunannya (contoh: penyakit keturunan, kanker pada masa kanak-kanak)
3. Efek Teragonik: Efek pada embrio (contoh: kemunduran mental)
4. Efek Stokastik: Efek yang kebolehjadian timbulnya merupakan fungsi dosis radiasi dan diperkirakan tidak mengenal dosis ambang (contoh: leukimia, kanker, efek genetik)
5. Efek Deterministik: Efek yang kualitas keparahannya bervariasi menurut dosis dan hanya timbul bila dosis ambang dilampaui (contoh: katarak, anemia, penurunan IQ janin, pneunomitis, kemandulan, sindrom radiasi akut)
Sifat Efek Stokastik
Sifat Efek Deterministik
- Tidak mengenal dosis ambang
- Timbul setelah melalui masa tenang yang lama
- Tidak ada penyembuhan spontan
- Keparahan tidak tergantung pada dosis radiasi
- Punya dosis ambang
- Timbul beberapa saat setelah terkena radiasi
- Ada penyembuhan spontan
- Keparahan tergantung dosis radiasi

Kamis, 10 Maret 2011

Kelainan pada Janin

Tidak semua janin dapat berkembang dengan sempurna, ada kalanya terjadi kelainan-kelainan pada janin.
Kelainan-kelainan pada janin
  1. Malformasi atau cacat dapat terjadi melalui tiga cara yaitu:
  2. Pengaruh bahan berbahaya dari lingkungan luar selama periode awal perkembangan
  3. Penerusan abnormalitas genetik dari induknya.
  4. Aberasi kromosom yang terdapat pada salah satu gamet atau yang timbul pada pembelahan pertama.
Kelainan-kelainan pada janin diantaranya adalah :
Teratoma adalah tumor yang mengandung jaringan derivat dua, tiga lapis benih. Terjadi saat janin masih embrio. Terjadinya teratoma adalah karena embrio awal (tingkat clivage, blastula, awal grastula) lepas dari kontrol organizer. Ia seperti tubuh yang kembar tidak seimbang yang satu dapat tumbuh normal yang lain hanya gumpalan jaringa yang tdak utuh atau tidak wajar. Teratoma disebut juga fetus in fetu atau bayi dalam bayi.
Sindrom Down
Sindrom down merupakan kelainan fisik janin dengan ciri ciori yang khas seperti retardsi mental, kelainan jantung bawaan, otot-otot melemah (hypotonia), leukimia, hingga gangguan penglihatan dan pendengaran,. Kelainan ini terjadi karena kelainan pada kromosom yaitu pada kromosom 21. Pada penderita ini memiliki tiga unting kromosom 21 (Corebima, 1997).
Sindrom edward
Adalah kelainan pada janin karena kromosom janin mengalami kelainan. Kelainan ini terjadi karena kromosom 18nya mengalami kelebihan yaitu terdapat tiga untai kromosom 18. ciri kelaian janin ini adalah retardasi mental berat, gangguan pertumbuhan, ukuran kepala dan pinggul kecil, kelaianan pada tangan dan kaki.
Sindrom patau
Nama lain dari kelaianan janin ini adalah trisomi 13. hal ini karena terjadi kelainan pada kromosom ke13 dari pendeita tersebut, yaitu memiliki tiga untai kromosom 13. Ciri dari kelainan ini adalah bibir sumbing, ganggaun berat pada perkembangan otak, jantung, ginjal, tangan dan kaki.biasanya jika gejalanya sangat berat janin akan mati setelah beberapa saat dari kelahiran.
Talasemia
Talasemia adalah salah satu kelainan pada janin. Talasemia ini memiliki ciri dimana tubuh kekurangan salah satu zat pembentuk hemoglobin (Hb) sehingga penderita mengalami anemia berat akibatnya harus transfusi darah seumur hidup
Fenilketinoria
Adalah gangguan metabolisme salah satu jenis asam amino pembentuk protein yaitu fenilalanin yang menyebabkan hambatan atau radiasi mental. Kelainan ini jika dideteksi sejak dini dapat diminimalkan dengan cara memberi asupan fenilalanin yang banyak terdapat pada keju, susu, telur, ikan, daging, pemberian obat atau vitamin tertentu.
Hipotiroid Konginetal
Merupakan penyakit yang dibawa sejak janin atau bisa disebut dengan kelainan janin. Hal ni karena tubuh tidak mampu atau hanya mampu sedikit memproduksi hormon tiroid. Karena hormon tiroid adalah hormon petumbuhan maka jika kekurangan hormon ini maka pertumbuhan fisik dan mental akan terganggu. Pencegahan dapat dilakukan dengan memberi suplemen tiroid sejak dini.
Fokomelia
Cacat pada lengan, merupakan cacat yang disebabkan oleh Thalidomide. 10 % dari wanita hamil yang memakan obat ini periode sensitive akan melahirkan bayi cacat
Selosomi
Kelainan pada waktu menutupnya dinding perut. Organ-organ visceral dan terdapat di luar rongga perut
Kraniorakiskisis
Kegagalan bumbung neural untuk menutup. Tidak ada rongga kepala, tidak berbentuk lengkung vertebra (Sudarwati dkk, 1990)
Faktor-Faktor Penyebab Kelainan pada Janin
Faktor intern
a. Faktor genetic :
  • Mutasi : Perubahan pada susunan nukleutida gen (DNA). Mutasi menimbulkan alel cacat, yang mungkin dominant, kodominan atau resesif. Ada alel cacat yang rangkai kelamin artinya diturunkan bersama-sama dengan karakter jenis kelamin. Ex : Polydactil, hemofili
  • Aberasi : Perubahan pada susunan kromosom.Ex : Sindrom Turner, Sindrom Down
b. Faktor umur ibu
Telah diketahui bahwa mongolisme lebih sering ditemukan pada bayi-bayi yang dilahirkan oleh ibu yang mendekati masa menopause. Di bangsal bayi baru lahir Rumah Sakit Dr Cipto Mangunkusumo pada tahun 1975-1979, secara klinis ditemukan angka kejadian mongolisme 1,08 per 100 kelahiran hidup dan ditemukan resiko relatif sebesar 26,93 untuk kelompok ibu berumur 35 tahun atau lebih; angka keadaan yang ditemukan ialah 1: 5500 untuk kelompok ibu berumur < 35 tahun, 1: 600 untuk kelompok ibu berumur 35-39 tahun, 1 : 75 untuk kelompok ibu berumur 40 – 44 tahun dan 1 : 15 untuk kelompok ibu berumur 45 tahun atau lebih.
c. Faktor hormonal
Faktor hormonal diduga mempunyai hubungan pula dengan kejadian kelainan kongenital. Bayi yang dilahirkan oleh ibu hipotiroidisme atau ibu penderita diabetes mellitus kemungkinan untuk mengalami gangguan pertumbuhan lebih besar bila dibandingkan dengan bayi yang normal.
Faktor Ekstern
a. Infeksi
Cacat dapat terjadi pada janin induk yang terkena penyakit infeksi terutama oleh virus. Contoh cacar air dan campak. Dikenal pula sitomegalovirus (CMV) yang menginveksi ibu yang sedang hamil yang menyebabkan bayinya menjadi tuli, gangguan hati dan mental terbelakang.
b. Obat
Berbagai macam obat yang diminum oleh ibu hamil dapat menimbulkan cacat pada janinnya. Contoh obat yaitu aminopterin yang mempunyai sifat antagonis terhadap asam folat.
c. Radiasi
Ibu hamil yang diradiasi sinar x akan melahirkan bayi cacat pada otak. Ini disebabkan karena mineral radioaktif tanah sekeliling berhubungan erat dengan lahoir cacat bayi di daerah yang bersangkutan.
d. Defisiensi
Ibu yang defisiensi vitamin atau hormone dapat menimbulkan cacat pada janin. Contohnya devisiensi vit. A akan menimbulkan cacat mata.
e. Emosi
sumbing dan langit-langit celah, kalau terjadi pada minggu ke-7 sampai ke 10 kehamilan orang, dapat disebabkan emosi ibu. Emosi itu mungkkin lewat system hormone. Stress psikis ibu membuat cortex adrenal hyperactive, sehingga penggetahan hydrocortisone tinggi, hormone ini, dapat menginduksi terjadinya langit-langit pecah. Pengaruh emosi itu mungkin juga lewat otak dulu, terus ke hypothalamus , dan ini merangsang penggetahan adrenocoriticotropin dari hipofisa, yang akan mendorong cortez adrenal menggetahkan hormone tersebut.
Rujukan:
Corebima, AD. 1997. Genetika Kelamin. Surabaya: Airlangga University Press
Hamilton, W.J dkk. 1957. Human Embryology. Cambridge: W. Heffer % Sans Limited.
Moore, Keith L. 1988. The Developing Human. Canada: W.B Saunders Company.
Sudarwati, Sri.dkk. 1990. Dasar-Dasar Struktur dan Perkembangan Hewan. Bandung: Penerbit ITB
Tenzer, A dkk. 2001. Petunjuk Praktikum Perkembangan Hewan. Malang: JICA UM Malang.
Yatim, W. 1982. Reproduksi dan Embriologi. Bandung: Tarsito Penerbit buku

Kamis, 03 Maret 2011

How do I add Reactions to my blog?

How do I add Reactions to my blog?

Asuhan Keperawatan Anak dengan Leukemia

Asuhan Keperawatan Anak dengan Leukemia
A. Definisi
Leukemia adalah neoplasma akut atau kronis dari sel-sel pembentuk darah dalam sumsum tulang dan limfa (Reeves, 2001). Sifat khas leukemia adalah proliferasi tidak teratur atau akumulasi sel darah putih dalam sumsum tulang, menggantikan elemen sumsum tulang normal. Proliferasi juga terjadi di hati, limpa, dan nodus limfatikus. Terjadi invasi organ non hematologis seperti meninges, traktus gastrointestinal, ginjal, dan kulit.
Leukemia limfositik akut (LLA) sering terjadi pada anak-anak. Leukemia tergolong akut bila ada proliferasi blastosit (sel darah yang masih muda) dari sumsum tulang. Leukemia akut merupakan keganasan primer sumsum tulang yang berakibat terdesaknya komponen darah normal oleh komponen darah abnormal (blastosit) yang disertai dengan penyebaran organ-organ lain. Leukemia tergolong kronis bila ditemukan ekspansi dan akumulasi dari sel tua dan sel muda (Tejawinata, 1996).
Selain akut dan kronik, ada juga leukemia kongenital yaitu leukemia yang ditemukan pada bayi umur 4 minggu atau bayi yang lebih muda.
B. Etiologi
Penyebab LLA sampai sekarang belum jelas, namun kemungkinan besar karena virus (virus onkogenik).
Faktor lain yang berperan antara lain:
1. Faktor eksogen seperti sinar X, sinar radioaktif, dan bahan kimia (benzol, arsen, preparat sulfat), infeksi (virus dan bakteri).
2. Faktor endogen seperti ras
3. Faktor konstitusi seperti kelainan kromosom, herediter (kadang-kadang dijumpai kasus leukemia pada kakak-adik atau kembar satu telur).
Faktor predisposisi:
1. Faktor genetik: virus tertentu menyebabkan terjadinya perubahan struktur gen (T cell leukimia-lymphoma virus/HTLV)
2. Radiasi ionisasi: lingkungan kerja, prenatal, pengobatan kanker sebelumnya
3. Terpapar zat-zat kimiawi seperti benzen, arsen, kloramfenikol, fenilbutazon, dan agen anti neoplastik.
4. Obat-obat imunosupresif, obat karsinogenik seperti diethylstilbestrol
5. Faktor herediter misalnya pada kembar satu telur
6. Kelainan kromosom
Jika penyebab leukimia disebabkan oleh virus, virus tersebut akan mudah masuk ke dalam tubuh manusia jika struktur antigen virus tersebut sesuai dengan struktur antigen manusia. Struktur antigen manusia terbentuk oleh struktur antigen dari berbagai alat tubuh terutama kulit dan selaput lendir yang terletak di permukaan tubuh(antigen jaringan). Oleh WHO, antigen jaringan ditetapkan dengan istilah HL-A (human leucocyte locus A). Sistem HL-A individu ini diturunkan menurut hukum genetika sehingga peranan faktor ras dan keluarga sebagai penyebab leukemia tidak dapat diabaikan.
C. Patofisiologi
Leukemia merupakan proliferasi dari sel pembuat darah yang bersifat sistemik dan biasanya berakhir fatal. Leukemia dikatakan penyakit darah yang disebabkan karena terjadinya kerusakan pada pabrik pembuat sel darah yaitu sumsum tulang. Penyakit ini sering disebut kanker darah. Keadaan yang sebenarnya sumsum tulang bekerja aktif membuat sel-sel darah tetapi yang dihasilkan adalah sel darah yang tidak normal dan sel ini mendesak pertumbuhan sel darah normal.
Terdapat dua mis-konsepsi yang harus diluruskan mengenai leukemia, yaitu:
1. Leukemia merupakan overproduksi dari sel darah putih, tetapi sering ditemukan pada leukemia akut bahwa jumlah leukosit rendah. Hal ini diakibatkan karena produksi yang dihasilkan adalah sel yang immatur.
2. Sel immatur tersebut tidak menyerang dan menghancurkan sel darah normal atau jaringan vaskuler. Destruksi seluler diakibatkan proses infiltrasi dan sebagai bagian dari konsekuensi kompetisi untuk mendapatkan elemen makanan metabolik.
patofis-leukimia
D. Klasifikasi Leukimia
1. Leukemia Mielogenus Akut (LMA)
LMA mengenai sel stem hematopoetik yang kelak berdiferensiasi ke semua sel mieloid; monosit, granulosit (basofil, netrofil, eosinofil), eritrosit, dan trombosit. Semua kelompok usia dapat terkena. Insidensi meningkat sesuai dengan bertambahnya usia. Merupakan leukemia nonlimfositik yang paling sering terjadi.
2. Leukemia Mielogenus Krinis (LMK)
LMK juga dimasukkan dalam sistem keganasan sel stem mieloid. Namu lebih banyak sel normal dibanding bentuk akut, sehingga penyakit ini lebih ringan. LMK jarang menyerang individu dibawah 20 tahun. Manifestasi mirip dengan gambaran LMA tetapi dengan tanda dan gejala yang lebih ringan. Pasien menunjukkan tanpa gejala selama bertahun-tahun, peningkatan leukosit kadang sampai jumlah yang luar biasa, limpa membesar.
3. Leukemia Limfositik Kronis (LLK)
LLK merupakan kelainan ringan mengenai individu usia 50 – 70 tahun. Manifestasi klinis pasien tidak menunjukkan gejala. Penyakit baru terdiagnosa saat pemeriksaan fisik atau penanganan penyakit.
4. Leukemia Limfositik Akut (LLA)
LLA dianggap sebagai proliferasi ganas limfoblast. Sering terjadi pada anak-anak, laki-laki lebih banyak dibandingkan perempuan. Puncak insiden usia 4 tahun, setelah usia 15 tahun. LLA jarang terjadi. Limfosit immatur berproliferasi dalam sumsum tulang dan jaringan perifer sehingga mengganggu perkembangan sel normal.
E. Tanda dan Gejala
1. Anemia
Disebabkan karena produksi sel darah merah kurang akibat dari kegagalan sumsum tulang memproduksi sel darah merah. Ditandai dengan berkurangnya konsentrasi hemoglobin, turunnya hematokrit, jumlah sel darah merah kurang. Anak yang menderita leukemia mengalami pucat, mudah lelah, kadang-kadang sesak nafas.
2. Suhu tubuh tinggi dan mudah infeksi
Disebabkan karena adanya penurunan leukosit, secara otomatis akan menurunkan daya tahan tubuh karena leukosit yang berfungsi untuk mempertahankan daya tahan tubuh tidak dapat bekerja secara optimal.
3. Perdarahan
Tanda-tanda perdarahan dapat dilihat dan dikaji dari adanya perdarahan mukosa seperti gusi, hidung (epistaxis) atau perdarahan bawah kulit yang sering disebut petekia. Perdarahan ini dapat terjadi secara spontan atau karena trauma. Apabila kadar trombosit sangat rendah, perdarahan dapat terjadi secara spontan.
4. Penurunan kesadaran
Disebabkan karena adanya infiltrasi sel-sel abnormal ke otak dapat menyebabkan berbagai gangguan seperti kejang sampai koma.
5. Penurunan nafsu makan
6. Kelemahan dan kelelahan fisik
F. Gambaran Klinis
Gejala yang khas berupa pucat (dapat terjadi mendadak), panas, dan perdarahan disertai splenomegali dan kadang-kadang hepatomegali serta limfadenopati. Perdarahan dapat didiagnosa ekimosis, petekia, epistaksis, perdarahan gusi, dsb.
Gejala yang tidak khas ialah sakit sendi atau sakit tulang yang dapat disalahartikan sebagai penyakit rematik. Gejala lain dapat timbul sebagai akibat infiltrasi sel leukemia pada alat tubuh seperti lesi purpura pada kulit, efusi pleura, kejang pada leukemia serebral.
G. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan darah tepi, gejala yang terlihat adalah adanya pansitopenia, limfositosis yang kadang-kadang menyebabkan gambaran darah tepi monoton dan terdapat sel blast (menunjukkan gejala patogonomik untuk leukemia).
Pemeriksaan sumsum tulang ditemukan gambaran monoton yaitu hanya terdiri dari sel limfopoetik patologis sedangkan sistem lain terdesak (aplasia sekunder).
Pemeriksaan biopsi limfa memperlihatkan proliferasi sel leukemia dan sel yang berasal dari jaringan limfa yang terdesak seperti: limfosit normal, RES, granulosit, pulp cell.
70 – 90% dari kasus leukemia Mielogenus Kronis (LMK) menunjukkan kelainan kromosom yaitu kromosom 21 (kromosom Philadelphia atau Ph 1).
50 – 70% dari pasien Leukemia Limfositik Akut (LLA), Leukemia Mielogenus Akut (LMA) mempunyai kelainan berupa:
- Kelainan jumlah kromosom seperti diploid (2n), haploid (2n-a), hiperploid
- Kariotip yang pseudodiploid pada kasus dengan jumlah kromosom yang diploid (2n+a)
- Bertambah atau hilangnya bagian kromosom (partial depletion)
- Terdapat marker kromosom yaitu elemen yang secara morfologis bukan merupakan kromosom normal, dari bentuk yang sangat besar sampai yang sangat kecil. Untuk menentukan pengobatannya harus diketahui jenis kelainan yang ditemukan. Pada leukemia biasanya didapatkan dari hasil darah tepi berupa limfositosis lebih dari 80% atau terdapat sel blast. Juga diperlukan pemeriksaan dari sumsum tulang dengan menggunakan mikroskop elektron akan terlihat adanya sel patologis.
H. Penatalaksanaan
o Program terapi
Pengobatan terutama ditunjukkan untuk 2 hal (Netty Tejawinata, 1996) yaitu:
1. Memperbaiki keadaan umum dengan tindakan:
- Tranfusi sel darah merah padat (Pocket Red Cell-PRC) untuk mengatasi anemi. Apabila terjadi perdarahan hebat dan jumlah trombosit kurang dari 10.000/mm³, maka diperlukan transfusi trombosit.
- Pemberian antibiotik profilaksis untuk mencegah infeksi.
2. Pengobatan spesifik
Terutama ditunjukkan untuk mengatasi sel-sel yang abnormal. Pelaksanaannya tergantung pada kebijaksanaan masing-masing rumah sakit, tetapi prinsip dasar pelaksanaannya adalah sebagai berikut:
- Induksi untuk mencapai remisi: obat yang diberikan untuk mengatasi kanker sering disebut sitostatika (kemoterapi). Obat diberikan secara kombinasi dengan maksud untuk mengurangi sel-sel blastosit sampai 5% baik secara sistemik maupun intratekal sehingga dapat mengurangi gejala-gajala yang tampak.
- Intensifikasi, yaitu pengobatan secara intensif agar sel-sel yang tersisa tidak memperbanyak diri lagi.
- Mencegah penyebaran sel-sel abnormal ke sistem saraf pusat
- Terapi rumatan (pemeliharaan) dimaksudkan untuk mempertahankan masa remisi
3 fase Pelaksanaan Kemoterapi:
1. Fase Induksi
Dimulai 4-6 minggu setelah diagnosa ditegakkan. Pada fase ini diberikan terapi kortikosteroid (prednison), vineristin, dan L-asparaginase. Fase induksi dinyatakan berhasil jika tanda-tanda penyakit berkurang atau tidak ada dan di dalam sumsum tulang ditemukan jumlah sel muda kuurang dari 5%.
2. Fase profilaksis sistem saraf pusat
Pada fase ini diberikan terapi methotrexate, cytarabine, dan hydrocortison melalui intratekal untuk mencegah invasi sel leukemia ke otak. Terapi irradiasi kranial dilakukan hanya pada pasien leukemia yang mengalami gangguan sistem saraf pusat.
3. Konsolidasi
Pada fase ini, kombinasi pengobatan dilakukan untuk mempertahankan remisis dan mengurangi jumlah sel-sel leukemia yang beredar dalam tubuh. Secara berkala, dilakukan pemeriksaan darah lengkap untuk menilai respon sumsum tulang terhadap pengobatan. Jika terjadi supresi sumsum tulang, maka pengobatan dihentikan sementara atau dosis obat dikurangi.
o Pengobatan imunologik
Bertujuan untuk menghilangkan sel leukemia yang ada di dalam tubuh agar pasien dapat sembuh sempurna. Pengobatan seluruhnya dihentikan setelah 3 tahun remisi terus menerus.
I. Asuhan Keperawata
Diagnosa Keperawatan
1. Risiko tinggi kekurangan volume cairan b.d intake dan output cairan, kehilangan berlebihan: muntah, perdarahan, diare, penurunan pemasukan cairan: mual, anoreksia, peningkatan kebutuhan cairan: demam, hipermetabolik.
Tujuan: volume cairan terpenuhi
Kriteria hasil:
- Volume cairan adekuat
- Mukosa lembab
- Tanda vital stabil: TD 90/60 mmHg, nadi 100x/menit, RR 20x/menit
- Nadi teraba
- Pengeluaran urin 30 ml/jam
- Kapileri refill <2 detik
Intervensi:
a. Monitor intake dan output cairan
b. Monitor berat badan
c. Monitor TD dan frekuensi jantung
d. Evaluasi turgor kulit, pengisian kapiler dan kondisi membran mukosa
e. Beri masukan cairan 3-4 L/hari
f. Inspeksi kulit/membran mukosa untuk petekie, area ekimosis; perhatikan perdarahan gusi, darah warna karat atau samar pada feses dan urin, perdarahan lanjut dari sisi tusukan invasif.
g. Implementasikan tindakan untuk mencegah cidera jaringan/perdarahan
h. Batasi perawatan oral untuk mencuci mulut bila diindikasikan
i. Berikan diet makanan halus
j. Kolaborasi:
- Berikan cairan IV sesuai indikasi
- Awasi pemeriksaan laboratorium: trombosit, Hb/Ht, pembekuan
- Berikan SDM, trombosit, faktor pembekuan
- Pertahankan alat akses vaskuler sentral eksternal (kateter arteri subklavikula, tunneld, port implan)
- Berikan obat sesuai indikasi: allopurinol, kalium asetat atau asetat, natrium bikarbonat, pelunak feses.
2. Nyeri b.d agen cidera fisik
Tujuan: nyeri teratasi
Kriteria hasil:
- Pasien menyatakan nyeri hilang atau terkontrol
- Menunjukkan perilaku penanganan nyeri
- Tampak rileks dan mampu istirahat
Intervensi:
a. Kaji keluhan nyeri, perhatikan perubahan pada derajat nyeri (gunakan skala 0-10)
b. Awasi tanda vital, perhatikan petujuk non-verbal misal tegangan otot, gelisah
c. Berikan lingkungan tenang dan kurangi rangsangan penuh stres.
d. Tempatkan klien pada posisi nyaman dan ganjal sendi, ekstremitas dengan bantal.
e. Ubah posisi secara periodik dan bantu latihan rentang gerak lembut.
f. Berikan tindakan kenyamanan (pijatan, kompres dingin dan dukungan psikologis)
g. Kaji ulang/tingkatkan intervensi kenyamanan klien
h. Evaluasi dan dukung mekanisme koping klien
i. Dorong menggunakan teknik manajemen nyeri. Contoh: latihan relaksasi/nafas dalam, sentuhan.
j. Bantu aktivitas terapeutik, teknik relaksasi.
k. Kolaborasi:
- Awasi kadar asam urat, berikan obat sesuai indikasi: analgesik (asetaminofen), narkotik (kodein, meperidin, morfin, hidromorfin), agen ansietas (diazepam, lorazepam)
3. Risiko tinggi infeksi b.d menurunnya sistem pertahanan tubuh sekunder (gangguan pematangan SDP, peningkatan jumlah limfosit immatur, imunosupresi, penekanan sumsum tulang)
Tujuan: klien bebas dari infeksi
Kriteria hasil:
- Keadaan temperatur normal
- Hasil kultur negatif
- Peningkatan penyembuhan
Intervensi:
a. Tempatkan pada ruangan khusus. Batasi pengunjung sesuai indikasi
b. Cuci tangan untuk semua petugas dan pengunjung
c. Awasi suhu, perhatikan hubungan antara peningkatan suhu dan pengobatan kemoterapi. Observasi demam sehubungan dengan takikardia, hipotensi, perubahan mentak samar.
d. Cegah menggigil: tingkatkan cairan, berikan kompres
e. Dorong sering mengubah posisi, napas dalam, dan batuk
f. Auskultasi bunyi nafas, perhatikan gemericik, ronchi; inspeksi sekresi terhadap perubahan karakteristik, contoh peningkatan sputum atau sputum kental.
g. Inspeksi kulit untuk nyeri tekan, area eritematosus; luka terbuka. Bersihkan kulit dengan larutan antibakterial.
h. Inspeksi membran mukosa mulut. Bersihkan mulut dengan sikat gigi halus.
i. Tingkatkan kebersihan perianal
j. Diet tinggi protein dan cairan
k. Hindari prosedur invasiv (tusukan jarum dan injeksi) bila mungkin
l. Kolaborasi
- Awasi pemeriksaan lab. Misal: hitung darah lengkap, apakah SDP turun atau tiba-tiba terjadi perubahan pada neutrofil; kultur gram/sensitivitas.
Kaji ulang seri foto dada, berikan obat sesuai indikasi, hindari antipiretik yang mengandung aspirin, berikan diet rendah bakteri, misal makanan dimasak.
4. Risiko terjadi perdarahan b.d trombositopenia
Tujuan: klien bebas dari gejala perdarahan
Kriteria hasil:
- TD 90/60 mmHg
- Nadi 100x/menit
- Ekskresi dan sekresi negatif terhadap darah
- Ht 40-54%(laki-laki), 37-47%(perempuan)
- Hb 14-18 gr%
Intervensi:
a. Pantau hitung trombosit dengan jumlah 50.000/ml, risiko terjadi perdarahan. Pantau Ht dan Hb terhadap tanda perdarahan.
b. Minta klien untuk mengingatkan perawat bila ada rembesan darah dari gusi
c. Inspeksi kkulit, mulut, hidung, urin, feses, muntahan, dan tempat tusukan IV terhadap perdarahan.
d. Gunakan jarum ukuran kecil
e. Jika terjadi perdarahan, tinggikan bagian yang sakit dan berikan kompres dingin dan tekan perlahan
f. Beri bantalan tempat tidur untuk mencegah trauma
g. Anjurkan pada klien untuk menggunakan sikat gigi halus atau pencukur listrik.
5. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan umum
Tujuan: klien mampu menoleransi aktivitas
Kriteria hasil:
- Peningkatan toleransi aktivitas yang dapat diukur
- Berpartisipasi dalam aktivitas sehari-hari sesuai tingkat kemampuan
- Menunjukkan penurunan tanda fisiologis tidak toleran misal nadi, pernafasan, dan TD dalam batas normal
Intervensi:
a. Evaluasi laporan kelemahan, perhatikan ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam aktivitas. Berikan lingkungan tenang dan periode istirahat tanpa gangguan.
b. Implementasikan teknik penghematan energi. Contoh: lebih baik duduk daripada berdiri.
c. Jadwalkan makan sekitar kemoterapi. Jaga kebersihan mulut. Berikan antiemetik sesuai indikasi.
d. Kolaborasi: berikan oksigen tambahan.
J. Bibliografi
Behrman, Kliegman, Arvin. 2000. Ilmu Kesehatan Anak. EGC
Ngastiyah. 1997. Perawatan Anak Sakit. EGC
Nursalam, dkk. 2005. Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak. Salemba Merdeka.